Siapa Bodyguard RJ Lino dan Pelindo II?

2015_10_29-20_28_12_5e72d51c037b4858dc5f74ae18699da8

Sosok RJ Lino sebagai Direktur Utama perusahaan BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo II)  disegani banyak pihak dan tidak mudah digoyahkan. DPR RI membentuk Pansus Pelindo II untuk medalami perpanjangan kontrak antara anak perusahaan Pelindo II yakni Jakarta International Terminal Container (JICT) dengan Hutchison Ports Holding (HPH). Hingga saat ini Pansus Pelindo II yang diketuai Rieke Diah Pitaloka belum dapat menggoyahkan RJ Lino dan Pelindo II

Pansus dan banyak pihak mengatakan bahwa ada orang-orang yang ada di belakang RJ Lino. Tidak dapat dipungkiri bahwa RJ Lino memiliki orang-orang yang tangguh berada dibelakangnya sebagai bodyguard penjaga RJ Lino dan Pelindo II. Mereka adalah orang-orang yang tergabung dalam Oversight Commitee Pelindo II, yaitu Erry Riyana Hardjapamekas, Faisal Basri, Natalia Subagyo,dan Lin Che Wei. Serta Komisaris Utama Pelindo II, Tumpak Hatorangan Panggabean.

Nama-nama tersebut memiliki rekam jejak yang panjang di Indonesia, hingga ditempatkan sebagai bodyguard Pelindo II. Berikut ringkasan nama-nama tersebut :

Erry Riyana Hardjapamekas adalah tokoh yang dibanggakan oleh rakyat Indonesia. Dia adalah mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Erry tidak hanya sebagai wakil ketua, namun juga salah seorang pelopor pendiri KPK yang terbentuk pada tahun 2003. Saat KPK tidak memiliki gedung dan fasilitas, Erry Riyana membawa seketaris pribadinya di PT Timah ke KPK dengan uang sendiri. Tahun 2008, dirinya berhadapan dengan militer pada saat menjadi Ketua Pelaksana Tim Nasional Pengalihan Aktifitas Bisnis Tentara Nasional, tim yang ditugaskan untuk mengambil alih bisnis-bisnin milik TNI.

Faisal Basri beberapa waktu lalu ditugaskan sebagai ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Tim yang dikenal oleh masyarakat sebagai tim anti mafia migas, diberi beban untuk menutup celah-celah dimana mafia migasdapat  beroperasi mengambil keuntungan dari impor minyak, dan juga menyusun rekomendasi pembenahan sektor minyak dan gas kepada Kementerian ESDM. Sektor minyak dan gas yang selama ini sebagai tempat basah untuk dimanfaatkan pihak-pihak tertentu, dimana Menteri ESDM sebelumnya Jero Wacik dan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini saat itu ditangkap oleh KPK. Usai menjabat Ketua TRTKM, Faisal Basri dipanggil Menteri Susi Pudjiastuti untuk terlibat di tim satgas pemberantas illegal fishing, sebelum Susi Pudjiastuti giat menengelamkan kapal asing.

Lin Che Wei yang memulai karir sebagai analis keuangan. Di usia 35 tahun, dia menjabat sebagai Presiden Direktur PT PT Societe Generale (SG) Securities Indonesia, merangkap Direktur Riset dan Strategi Market SG, Global Equities untuk Indonesia, Thailand, dan Filipina. Selain itu, ia juga Analis Perbankan Regional SG Global Equities untuk Thailand, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Lin Che Wei pernah berurusan dengan pengadilan karena telah membongkar skandal Bank Lippo melalui artikel yang dibuatnya. Lin Che Wei membuka kepada publik bahwa Bank Lippo telah memanipulasi pasar modal dan melakukan perampokan aset milik negara.

Natalia Subagyo saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Transparansi International Indonesia (TII). Natalia Subagyo merupakan salah satu dari sembilan “Srikandi” panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansen KPK). Dia juga merupakan satu-satunya wanita sebagai anggota Tim Sembilan PSSI. Wanita yang ahli tata kelola pemerintahan pernah menjabat sebagai Sekeraris Tim Independen Reformasi Birokrasi Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Selain OC sebagai Bodyguard RJ Lino dan Pelindo II, Tumpak Hatorangan Panggabean lah yang menjaga Pelindo II di kursi Komisaris Utama PT Pelindo II. Tumpak Panggabean adalah mantan Wakil Ketua KPK periode 2003-2007 bersama Erry Riyana. Tahun 2009 pada usianya 66 tahun, dia ditunjuk Plt. Ketua KPK untuk menggantikan Antasari Azhar yang dicopot dari Ketua KPK. Komitmen sangat kuat untuk memberantas korupsi di Indonesia. Ketika di KPK, pulang larut malam sudah menjadi kebiasaannya.

Nama-nama tersebut tidak jauh dari pemberantasan korupsi, anti mafia, pembenahan birokrasi, dan mengungkap skandal di negeri ini. Namun saat ini mereka orang-orang yang berada dibelakang RJ Lino. Sebuah pertanyaan besar bagi mereka, kenapa mereka mau menjaga Pelindo II?

Oversight Commitee Pelindo II tidak lain dibentuk oleh RJ Lino sendiri pada 1 Februari 2013. Tugas Oversight Commitee sangat sederhana, yaitu mengawasi pembangunan New Priok (Kalibaru) dan perpanjangan JICT agar memastikan tidak ada peraturan yang dilanggar dan sesuai good corporate governance. Oversight Commitee juga untuk menjaga transparansi dan akutabilitas pembangunan proyek New Priok dan perpanjangan JICT.

Namun dibalik dua tugas tersebut nilainya triliunan rupiah, nilai proyek New Priok sebesar 24 triliun rupiah. Sedangkan perpanjangan JICT, Pelindo II mendapatkan uang dimuka sebesar US$ 486,5 juta.

Para penjaga Pelindo II harus memastikan pembangunan New Priok dan perpanjangan JICT tidak ada suap dan korupsi, serta memastikan proses sesuai dengan aturan yang ada bukan lah hal yang ringan. Banyak pihak yang ingin intervensi Pelindo II untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan golongan dari dua hal tersebut.

RJ Lino pun mengakui bahwa, dirinya memerlukan tokoh-tokoh yang dapat dijadikan bodyguard untuk menjaga pembangunan New Priok dan perpanjangan JICT dari pihak yang ingin mendapatkan bagian. ”Kalau ada yang meminta “bagian” ke saya, saya tinggal suruh untuk bertanya kepada orang-orang ini (Oversight Commitee),” ucapnya di depan media.

Leave a comment